bahan herbal
herbal kapsul
Madu Palsu
mengenal madu
Tes uji madu
Mengetahui Madu Palsu
BAGAIMANA CIRI-CIRI MADU YANG PALSU ?
Dipasaran dalam negeri, jaminan akan keaslian dan mutu madu masih belum ada. Sebaliknya, kecurigaan akan pemalsuan madu dan peredaran madu rusak selalu ada. Jika madu palsu atau rusak yang dibeli (dikonsumsi),dikhawatirkan bukan kesembuhan dan kebugaran yang di dapat, tapi justru penyakit atau minimal tidak bisa merasakan khasiatnya. Sebenarnya diperindag RI telah mengeluarkan “peraturan positif” tentang syarat mutu dan cara uji madu yang benar, yang wajib dipatuhi oleh produsen / pengemas madu yaitu SNI 0135.45 – 2004. Sayangnya sangat sedikit pihak yang mau memenuhi syarat di atas, bahkan madu palsu / rusak yang justru marak dijual baik sengaja atau tidak. Harus diakui, untuk mengetahui madu tersebut asli atau palsu, bermutu bagus atau tidak, membutuhkan keahlian dan ilmu yang mendalam, serta dibutuhkan peralatan dan biaya yang cukup mahal (test di laborat dengan parameter SNI 0135.45 – 2004). Sebaliknya, memalsu madu relatif mudah dan murah. Karena itu, konsumen sebaiknya hanya membeli madu pada pihak / produsen yang amanah, punya ternak lebah sendiri dan punya keahlian seputar madu secara matang sehingga peluang tertipu madu palsu akan semakin minim.
Pemalsuan madu dapat dibagi tiga modus, yaitu :
- Pemalsuan jumlah.
Pemalsuan ini pada intinya adalah meningkatkan jumlah madu “asli” dengan ditambah madu “palsu” atau bahan lain, seperti fruktosa sintetis, glukosa sintetis, syirup dll. Contoh kasus: 20% bagian adalah madu asli lalu ditambah gula sintetis 80% bagian,maka jadilah Madu palsu.pemalsuan madu seperti ini sangat banyak beredar.
- Pemalsuan mutu.
Kadar air mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu madu, dimana semakin rendah kadar air pada madu, maka akan semakin baik mutunya, demikian pula sebaliknya. Pemalsu madu mempunyai madu dengan kadar air sangat tinggi(22-30%). Kemudian kadar air diturunkan dengan pemanasan suhu tinggi.Dengan pemanasan,madu akan jadi lebih kental.Tapi dengan pemanasan,madu sangat encer tersebut yang kandungan gizinya telah banyak rusak secara alami oleh fermentasi, akan semakin rusak bahkan gizinya nyaris tanpa sisa.Pemanasan pada madu juga bisa mengakibatkan madu mengandung racun,karena selama pemanasan madu bereaksi dengan panci/logam yang dipakai untuk pemanasan madu tersebut.Jelas ini merupakan PENIPUAN,karena sengaja ‘merekayasa’ madu dari kualitas jelek menjadi kental tapi gizinya justru semakin rusak& bisa membahayakan kesehatan konsumen,terutama anak-anak dan penderita penyakit .
- Pemalsuan menyeluruh.
Madu tersebut merupakan madu buatan semuanya / 100% palsu, sehingga komposisi kimia yang terkandung di dalamnya merupakan komposisi yang “diada-adakan”.
BAGAIMANA CIRI MADU ASLI TAPI RUSAK ?
§ Yaitu jika madu tersebut telah mengalami fermentasi / perubahan madu menjadi alkohol (etanol) yang ditandai dengan: adanya suara berdesis jika tutup botol dibuka (bergas), kemasan menggembung, madu berbusa banyak. Pada kasus kerusakan madu yang parah, madu tersebut akan meleleh keluar sendiri ketika tutup botol dibuka atau bahkan bisa meletus sendiri karena tekanan gas / alkohol pada madu rusak tersebut.
§ Madu sangat encer (kadar air 23 – 30 % ), berbau tidak segar/ tidak enak karena fermentasi, rasa berubah menjadi lebih kecut yang tidak normal, rasa kurang lezat dan terlalu panas di tenggorokan karena efek alkohol yang berlebihan pada madu.
Madu dengan tanda-tanda fisik di atas, telah kehilangan zat gizi dan kurang layak dijual. Jika madu rusak tersebut sampai dikonsumsi anak-anak dan orang yang pencernaannya lemah, di khawatirkan bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu,para pengemas madu / produsen WAJIB memiliki ilmu yang memadahi seputar madu dan seluk beluknya agar tidak terjebak pada madu palsu atau madu asli tapi rusak baik sengaja atau tidak. Selain itu, produsen harus memahami dan mematuhi standar mutu madu yang telah ditetapkan pemerintah dalam SNI 0135.45 – 2004 agar tidak terjatuh pada pelanggaran hukum pemerintah dan kejahatan terhadap konsumen. Setelah di panen, madu kadar 23 – 30% umumnya hanya awet disimpan beberapa minggu atau beberapa bulan saja, jika tidak segera habis maka akan segera rusak / fermentasi sehingga tidak layak di jual.
>>>>Bersambung
>>>>Bersambung
Sumber:Alkautsar Group
0 komentar